Ali K.BahasaOnline
Dalam Mata Najwa Rabu (24/12) bertajuk “Dari Aceh: Pesan untuk Negeri”, ada sederet tamu istimewa salah satunya Dahlan Iskan. Dahlan Iskan tampil sumringah. Satu penyataan pembuka Dahlan Iskan memberikan jawaban pertanyaan besar pemirsa. Kok Dahlan Iskan jarang tampil lagi ya? Dahlan Iskan menyampaikan, “Sekarang ini Saya sedang menjalani sopan santun politik. Bahwa seseorang yang baru lengser dari jabatan tinggi, sebaiknya tidak banyak tampil, tidak banyak omong, dan karena itu sekarang istilah Saya lagi puasa, puasa komentar, puasa tampil, puasa puasa ngomong. Pertanyaannya dua, sampai kapan. Saya bilang sampai masa idahnya selesai lah.” Sontak disambut tawa seisi ruangan. Satu kata dengan pernyataan Dahlan Iskan dalam acara itu. Dua minggu sebelumnya, Jumat ((12/12) pukul 19.11 WITA, ada satu pesan masuk ke pos-el Saya. Atas nama Dahlan Iskan. Antara percaya tidak percaya. Namun, dari bahasa dan pilihan katanya, Saya berkeyakinan itu asli seratus persen tulisan Dahlan Iskan. Bung Ali Kusno, tulisan Anda di JP hari ini hebat sekali. Mengalir, lincah, dan akurat dalam memotret tulisan2 sy. Terima kasih. Tapi Anda "menyiksa" saya karena begitu banyak yg kirim SMS minta agar sy segera berhenti puasa menulis. Hehehe sy memang lagi puasa nulis dan puasa berkomentar. Utk memenuhi kaidah sopan santun seseorang yg baru turun dari kekuasaan.... Berkeyakinan itu kiriman Dahlan Iskan, maka Saya segera membalas. Pak Dahlan Iskan. Alhamdulillah. Matur Suwun Bapak berkenan membaca dan menanggapi tulisan Saya. Yang Saya tulis sedikit keinginan dari sekian banyak harapan masyarakat untuk "kembali"nya Bapak. Meski Pak Dahlan bukan lagi menteri, tapi aura Bapak tak terhapus apalagi terganti. Kami tunggu kembalinya semangat, harapan, candaan, dan cerita Bapak. Semoga Allah terus memberikan kesehatan buat Bapak untuk tak pernah henti berbagi. Kami ingin tahu kelanjutan kincir angin Bang Ricky, kami ingin tahu perkembangan pembangunan pelabuhan di perbatasan Kaltim, kami ingin tahu perkembangan pembangunan jembatan Balikpapan-Penajam dan cerita lainnya. Selama ini tulisan-tulisan Bapak asyik membuat Saya berdiskusi dengan diri sendiri. Ingin rasanya bertemu dan berdiskusi dengan Bapak. Saya tunggu kesempatannya dari Bapak. Semoga Allah mempertemukan. Dahlan Iskan Tapa Bicara Sebagian besar mantan pejabat tidak tahan untuk mencela pihak yang menggantikan. Terlebih berbagai kebijakannya terdahulu dirubah atau bahkan dimentahkan. Dahlan Iskan tidak tergoda melakukan itu. Hampir tiga bulan Dahlan Iskan tapa bicara. Tidak menulis feature pedas untuk merecoki kebijakan pemerintah. Dahlan pun pelit komentar atas kebijakan penggantinya. Meskipun wartawan sudah terkesan memaksa. Tetap saja Dahlan Iskan tapa bicara. Menurut Mangkusuro, BKS Iyengar mengatakan,“menggunakan kata-kata yang tidak menyinggung perasaan dan tidak berbicara buruk tentang orang lain adalah tapa berbicara.” Dahlan Iskan mampu menahan diri tidak mengekspos kesalahan-kesalahan, keburukan, atau aib orang lain. Konfrontasi hanya akan menimbulkan perdebatan dan pertengkaran. Sebagian besar pembaca dan pemirsa, baru tahu, rupanya kaidah kesantunan itu menjadi dasar Dahlan Iskan puasa menulis dan berkomentar. Meskipun diamnya Dahlan Iskan membuat sebagian masyarakat jadi buruk sangka. Beragam analisa dan prasangka pun bermunculan. Kalau berimajinasi dan meminjam gaya khasnya, pasti Dahlan Iskan berkata,”Biarlah, jangan diganggu. Pak Jokowi dan jajarannya orang-orang terpilih. Mereka memiliki kemampuan linuwih. Garis Tuhan sudah menentukan. Mereka orang-orang baik. Mereka tak akan membuat kecewa rakyat yang sukarela meminjamkan kepercayaan.” Berita gembira untuk Dahlanis Dalam pesannya, Dahlan Iskan menyakinkan Saya, “Nanti setelah masa idah selesai tentu akan nulis lagi. Trims ya”. ‘Iddah istilah dari bahasa Arab. ‘Iddah berarti perhitungan. Para ulama menafsirkan ‘iddah sebagai suatu masa seorang wanita menangguhkan perkawinan setelah ditinggal mati atau diceraikan suami. Salah satu tujuan masa ‘iddah untuk menghilangkan rasa sedih. Dahlan Iskan sebagai “Ibu” telah diceraikan “suami”. Dahlan Iskan tidak lagi duduk di kursi menteri. Dahlan Iskan boleh menjalani masa ‘Iddah. Tapi itu berlaku untuk pemerintah, bukan untuk para penggemarnya. Dahlan Iskan itu Ibu bagi para pembaca dan pemirsa. Pembaca dan pemirsa yang telah jadi anak-anaknya. Dahlan Iskan berkewajiban terus memberi siraman kasih sayang pada anak-anaknya. Jangan biarkan pembaca dan pemirsa seperti anak ayam kehilangan babon. Tampilnya Dahlan Iskan dalam acara Mata Najwa (24/12) lalu, bisa menjadi sebungkus kue rindu. Dahlan Iskan telah kembali. Sudah hampir tiga bulan beliau berdiam diri. Sungguh waktu yang lama. Masa ‘Iddah Dahlan Iskan mungkin sudah berakhir. Dahlan Iskan sudah kembali ke dunianya. Mari kita tunggu aksi Dahlan Iskan. Diskusi asyik di media. Gebrakan gagasan liar. Tulisan-tulisan feature yang selalu asyik nan menarik. Berahi pikiran Dahlan Iskan pasti sedang panas-panasnya. Selamat Datang Pak Dahlan. Anda sudah kembali. * Opini Ali Kusno (belum dimuat di Surat Kabar) |
Histats.com
ARSIP BLOG
November 2018
LABEL
All
|