Saat ini, kita sebagai orang tua dihadapkan pada kenyataan anak kita yang mengalami keterlambatan berbicara. Anak yang mengalami keterlambatan bicara sebenarnya memiliki sosial-emosional dan perkembangan intelegensi yang normal seperti anak lainnya. Masalah anak terlambat bicara biasanya dialami 5-10 persen anak-anak usia prasekolah dan cenderung lebih sering dialami anak laki-laki daripada perempuan. Dalam Dokter Sehat (2014) diungkapkan bahwa keterlambatan bicara pada anak bisa disebabkan berbagai faktor, antara lain : pertama, mengalami hambatan pendengaran. Bila anak mengalami kesulitan dalam pendengaran, secara otomatis menyebabkan anak kesulitan meniru, memahami, dan menggunakan bahasa. Masalah pendengaran pada anak biasanya disebabkan adanya infeksi telinga. Kedua, hambatan perkembangan otak. Adanya gangguan pada daerah oral-motor di otak mengakibatkan ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang berperan untuk menghasilkan bicara. Kondisi tersebut dapat menyebabkan anak kesulitan menggunakan bibir, lidah, dan rahang untuk menghasilkan bunyi. Ketiga, adanya masalah keturunan. Keterlambatan bicara juga bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan. Meskipun belum ada penelitian yang bisa membuktikan kebenaran tersebut, biasanya anak yang terlambat bicara ternyata memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan yang sama. Keempat, Minimnya komunikasi. Ini biasa dialami anak-anak yang kedua orangtua bekerja. Anak diserahkan kepada pembantu atau pegasuh. Padahal interaksi dan komunikasi antara orangtua dengan anak bisa menstimulasi anak untuk memperbanyak kosa katanya. Sayangnya, beberapa orangtua tidak menyadari jika cara berkomunikasi mereka berpengaruh terhadap perkembangan anak. Kelima, Faktor televisi. Anak yang sering menonton televisi akan menjadi pendengar yang pasif. Anak hanya menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. Menonton televisi juga bisa membuat anak menjadi traumatis karena menyaksikan tayangan yang berisi adegan perkelahian, kekerasan, dan seksual. Pentingnya Kecerdasan Bahasa Menurut Howard Gardner (1993) kecerdasan bahasa, sebagai salah satu kecerdasan majemuk anak, menunjukkan kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat beragumentasi, menyakinkan orang, menghibur, dan mengajar dengan efektif melalui kata-kata yang diucapkannya. Kecerdasan bahasa sangat penting dalam dunia modern sekarang karena setiap orang cenderung menilai orang dari cara berbicara mereka dan daya saing pada dunia modern sangat keras. Kecerdasan bahasa ini juga menentukan kesuksesan yang akan dialami anak usia dini di masa yang akan datang. Anak yang cerdas dalam berbicara memiliki kemampuan untuk menghargai kata-kata dan artinya juga. Dengan kecerdasan bahasa yang dimiliki, anak dapat menjalin hubungan yang baik sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan anak. Bahasa tidak dapat berlangsung tanpa proses pikir. Seseorang berpikir diungkapkan melalui bahasa. Hal ini perlu bagi anak usia dini untuk diberi pengalaman yang membantu mereka membentuk keterampilan bahasanya sehingga mereka dapat berpikir baik, untuk mengerti dunia yang mereka tinggali dan berkomunikasi dengan orang lain. Anak dengan latar belakang keterampilan bahasa yang baik akan memiliki pengertian yang lebih baik untuk konsep membaca dan menulis. Oleh karena itu, menjadi sebuah kewajiban bagi orangtua memberikan pendampingan dalam menstimulasi anak untuk mengembangkan kecerdasan bahasanya. Peran Lagu dalam Menstimulasi Bahasa Anak Salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua dalam mengembangkan kecerdasan bahasa anak adalah dengan menggunakan lagu anak-anak. Menurut Fortunata Tyasrinestu (2013) ketika anak-anak mendendangkan lagu, secara tidak langsung juga belajar bahasa. Kata-kata mempunyai peranan yang penting karena menggambarkan isi atau pesan dari lagu tersebut. Lagu anak juga berperan sebagai musik pendidikan yang lebih memperhatikan efek dari musik terhadap perkembangan anak. Dari hasil penelitian Fortunata Tyasrinestu (2013) terungkap bahwa karakteristik lagu anak berbahasa Indonesia telah disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga memperhatikan unsur kebahasaan yaitu satu suku kata untuk satu notasi dengan memperhatikan bahwa setiap suku kata didahului dengan pulsa dada yang dinyatakan sebagai hembusan nafas. Idealnya musik untuk anak-anak usia dini mempunyai tiga komponen utama yakni: memiliki vokal, mampu merangsang gerak, dan dapat memberikan rangsangan anak untuk mendengarkan dengan seksama atau menyimak (Tetty Rachmi dkk, 2008). Pilihan lagu yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak perlu diperhatikan. Saat ini banyak anak-anak yang justru mengenal lagu dewasa daripada lagu anak-anak. Hal itulah yang sangat mengkhawatirkan dan perlu peran aktif orangtua dalam pendampingan anak. Lagu-lagu anak-anak di Indonesia saat ini memiliki kelebihan dalam membantu perkembangan bahasa anak. Lagu yang sudah cukup akrab bagi anak-anak dan anak relatif mudah menirukan adalah lagu Satu-satu Aku Sayang Ibu. Pada lagu tersebut, anak akan mengenal kata-kata baru. Kata-kata yang dikenalkan ada di antaranya kata bilangan. Secara makna, anak dikenalkan arti kasih sayang kepada anggota keluarga maupun sesama. Selanjutnya, pada lagu anak Lihat Kebunku, anak juga dikenalkan dengan hal-hal baru. Pada lagu Lihat Kebunku, anak dikenalkan dengan lebih banyak kata baru. Anak mulai dikenalkan dengan konsep berkebun dan menanam bunga. Anak dikenalkan dengan berbagai macam warna. Anak diajarkan untuk menyayangi tanaman. Anak diajarkan menyayangi keindahan. Pada lagu yang lain, seperti Bintang Kecil anak dikenalkan dengan pengalaman berbeda. Selain mengenalkan anak-anak dengan pengembangan bahasa dengan pengenalaan kata-kata baru, anak juga dikenalkan dengan ilmu perbintangan. Anak juga diajak berimajinasi terbang dan menari di antara bintang-bintang. Sudah selayaknya kita menjadi orang tua yang bijak. Orang tua yang mengerti tentang perkembangan anak, termasuk perkambangan bahasanya. Situmulasi bahasa pada anak harus terus dilakukan. Salah satu media yang efektif dengan menggunakan lagu anak-anak. Bisa menggunakan audia visual, atau orang tua menjadi model bagi anak. Apabila orang tua bisa terlibat menjadi model yang menanyikan lagu, akan berpengaruh baik untuk peningkatan perkembangan bahasa anak. Selain itu, Orang tua yang terlibat menyanyikan lagu-lagu akan bermanfaat menjaga hubungan emosional orang tua dengan anak. * Opini Ali Kusno belum dimuat di media massa |
Histats.com
ARSIP BLOG
November 2018
LABEL
All
|