Milea, kamu cantik Tapi aku belum mencintaimu Gak tahu kalau sore. Tunggu aja Itu rayuan? Iya. Salah satu rayuan Dilan kepada Milea dalam film yang sedang naik daun, Dilan 1990. Film itu diadaptasi dari novel berjudul sama karya Pidi Baiq. Sebagian besar pembaca Tribun Kaltim pasti tahu. Rasanya menarik membicarakan Pilkada Kaltim 2018 disandingkan dengan film Dilan 1990. Keduanya mengisahkan tentang perjuangan meraih cinta. Kalau dalam film Dilan 1990 mengisahkan perjuangan Dilan merebut hati Milea. Sedangkan dalam Pilkada Kalimantan Timur 2018 mengisahkan pertarungan para bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur merebut hati masyarakat Kaltim. Semoga anda tertarik untuk terus membaca (tulisan ini). Genderang tahapan Pilkada Kaltim sudah ditabuh. Gemuruh dan hangatnya sudah mulai terasa. Masyarakat pun menerka penerus estafet kepemimpinan Bumi Etam. Sejak akhir tahun 2017 sudah banyak wajah yang mencoba memperkenalkan diri. Dari sekian banyak wajah itu kini menyusut. Menyisakan empat bakal pasangan cagub cawagub yang telah resmi mendaftar ke KPU Kaltim untuk mengikuti Pilkada 2018. Selebihnya harus gigit jari karena tidak mendapat kendaraan politik. Jangan bersedih. Anda belum beruntung. Silakan coba lima tahun lagi. Ada Syaharie Jaang-Awang Ferdian. Pasangan yang diusung Demokrat, PPP, dan PKB. Ada Rusmadi Wongso dan Irjen Safaruddin. Pasangan yang diusung PDIP dan Hanura. Ada pasangan Andi Sofyan Hasdam dan Nusyirwan Ismail. Pasangan yang diusung Partai Golkar berkoalisi dengan Nasdem. Terakhir, ada pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi yang diusung Gerindra, PKS, dan PAN. Kini, keempat pasangan bakal cagub cawagub itu mulai tebar pesona. Layaknya Dilan melancarkan pendekatan untuk merebut hati Milea. Baliho-baliho dengan aneka ukuran dan rupa mulai menghias kanan kiri jalan, baik di perkotaan maupun di pelosok desa. Senyuman para bakal cagub cawagub merekah dengan slogan nan memikat. Namun, ada juga slogan yang abstrak. Entah apa maksudnya. Apabila para bakal calon ingin memetik hati pemilih, sebenarnya sederhana. Belajarlah dari kisah cinta Dilan. Mau tahu? Caranya tidak lain dengan membuat masyarakat merasa nyaman dan jatuh cinta. Iya, seperti yang dilakukan Dilan pada Milea. Dapatkanlah hati masyarakat dengan bahasa cinta. Ada beragam karakter pemilih yang patut menjadi bahan pertimbangan pendekatan. Setidaknya ada lima bahasa cinta, seperti yang disampaikan mitovator cinta, Ronald Frank. Pertama, bahasa cinta dengan materi. Ada sebagian besar kelompok masyarakat yang mudah terpikat untuk memilih apabila mendapatkan bantuan. Mereka dengan mudah memutuskan bahwa calon yang memberi pantas untuk dicintai. Seperti kado nan unik Dilan pada ulang tahun Milea berupa teka teki silang yang sudah diisi. Selamat ulang tahun Milea. Ini hadiah untukmu Cuma TTS. Tapi sudah kuisi semua. Aku sayang kamu. Aku tidak mau kamu pusing karena harus mengisinya. Bahasa cinta mereka adalah materi. Beruntung bagi calon yang saat ini masih menjabat. Sampaikan bahasa cinta itu dalam bentuk pembangunan. Biar masyarakat bisa terpana dan jatuh cinta. Kedua, bahasa cinta dengan sentuhan. Ada masyarakat yang tidak mempan dengan bahasa cinta materi. Biarpun gang depan rumahnya dibangun mulus semulus pipi Milea. Tetap saja hatinya tidak mau terbuka. Bisa jadi bahasa cinta mereka berupa sentuhan. Sama seperti bahasa cinta Milea ke Dilan setelah berkelahi dengan Anhar. Milea menyeka luka di pipi Dilan. Begitu pula saat Dilan memegang tangan Milea yang membuat hati Milea berdebar. Hem. Rajin-rajinlah turun ke masyarakat. Jabat tangan mereka. Tepuk pundak mereka. Salaman dan tepukan itulah yang menguatkan mereka bahwa anda memang pemimpin yang layak dicinta. Ketiga, bahasa cinta dengan layanan. Bila bahasa cinta berupa materi dan sentuhan tidak mempan, para bakal cagub cawagub bisa menggunakan bahasa layanan. Seperti bahasa layanan kala Milea sakit, Dilan malah mengirim tukang pijat alih-alih langsung datang menjenguknya. Itu sangat mengena. Ada masyarakat yang akan tersentuh apabila mendapatkan pelayanan. Lagi-lagi yang diuntungkan yang sedang menjabat. Silakan berikan layanan yang optimal. Bagi yang tidak menjabat, minimal jual janji akan meningkatkan layanan kepada masyarakat. Bila layanan ataupun janji akan layanan dapat dipercaya, masyarakat pun akan jatuh cinta. Keempat, bila bahasa cinta materi, sentuhan, dan layanan belum juga mempan bagi sebagian masyarakat, bisa jadi bahasa cinta mereka adalah kata-kata. Berikan kata-kata yang memikat. Seperti begitu banyak kata-kata memikat Dilan sepanjang film yang membuat para cewek klepek-klepek. Jangan hanya menebar slogan-slogan abstrak nan monoton. Bisa jadi para bakal cagub cawagub terinspirasi Dilan, Jadi pemimpin Kaltim itu berat. Kalian tidak akan kuat. Biar kami saja. Selain melalui pesan baliho, lebih baik datangi masyarakat. Berbicaralah langsung dengan mereka. Ketahuilah apa yang dimau. Selain itu, jadilah pendengar yang baik. Selama ini penyakit kita sulit menjadi pendengar yang baik. Jangan lupa, santun. Sebagian masyarakat akan terpikat dengan sosok pemimpin yang santun. Kelima, bila sudah diberi materi, sudah diberi layanan, kata-kata, dan sentuhan masih ada yang belum mempan, mungkin bahasa cintanya adalah waktu yang berkualitas (quality time). Tunjukkan bahwa anda selalu ada untuk masyarakat, saat ada warga hajatan atau saat warga sedang ditimpa musibah. Hadirlah selalu di tengah-tengah mereka. Sama seperti Dilan yang memenuhi permintaan Milea jalan-jalan dengan motornya. Bila bahasa cinta masyarakat adalah waktu yang berkualitas, mereka pasti jatuh cinta. Itulah lima bahasa cinta yang juga digunakan Dilan menjerat hati Milea. Para bakal cagub cawagub layak mempelajari dan menerapkannya. Masyarakat pasti baper, klepek-klepek, juga terpesona. Akhirnya menitip cinta kepada anda. Masyarakat Lama Merindu Selama ini masyarakat Kaltim sudah lelah merindu. Seperti kata Dilan, rindu itu berat. Anda tidak akan kuat. Biar masyarakat saja yang merasakan. Sekarang waktunya bakal cagub cawagub meyakinkan masyarakat bahwa merekalah pasangan yang pantas dicinta. Silakan saling berlomba memikat hati masyarakat. Setelah para cagub cawagub sepenuh hati menunjukkan rasa cinta, masyarakat Kaltimlah yang menentukan. Pada saat Pilkada akan terjawab pasangan yang pantas dicinta. Anda berdoa saja. Jika nanti salah satu pasangan sudah terpilih, jangan bilang kalau anda menyakiti hati masyarakat Kaltim saat menjabat. Cinta adalah kepercayaan. Bila anda khianati, anda bukan pecinta, melainkan pendusta. Nanti, besoknya, anda akan menyesal. Para bakal cagub cawagub, anda memang memikat. Tapi, sebagian kami belum jatuh cinta. Tidak tahu kalau saat detik Pilkada nanti. Tunggu saja. *Artikel dimuat di koran Tribunkaltim |
Histats.com
ARSIP BLOG
November 2018
LABEL
All
|